peristiwa alam

GEMPA SEBAGAI PERISTIWA ALAM

 Banyak orang yang menyatakan bahwa gempa bumi, gunung meletus dan peristiwa alam lainnya sebagai “peringatan”, “ujian” dan  bahkan “kemarahan” Allah atas perilaku manusia. Pernyataan ini benar, sebab memang Allah dengan kekuasaan yang tidak terbatas bisa melakukan peringatan, ujian dan laknat kepada siapa saja yang melakukan kesalahan. Di dalam al-Qur’an juga dinyatakan tentang sejarah Qarun, sejarah umat Nabi Nuh, sejarah umat Nabi Luth, sejarah Fir’aun dan sebagainya. Semuanya memberikan gambaran bahwa perilaku kemungkaran yang dilakukan secara komunal dan massal oleh umat manusia memang bisa menjadi pemicu bagi “kemurkaan” Allah atasnya.
Tentang umat setelah Nabi Nuh, Allah bercerita di dalam surat Al-Isra’: 17 dinyatakan: “dan berapa banyak kaum setelah Nabi Nuh yang telah kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hambanya”.  Kemudian di dalam surat al-Isra’: 58 Allah juga menyatakan: “dan tidak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya) dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itulah yang tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfudz).” Menganalisis terhadap dua ayat ini, maka akan diperoleh gambaran bahwa ada relasi antara perilaku manusia dengan berbagai macam musibah yang datang kepadanya. Jadi secara tekstual memang didapati ayat-ayat al-Qur’an yang menjustifikasi berbagai bencana dalam kaitannya dengan perilaku manusia.
Dewasa ini ilmu pengetahuan sudah sangat maju. Berbagai peristiwa alam sebenarnya sudah dapat diprediksi. Melalui kemampuan untuk menafsirkan gejala-gejala alam, maka berbagai peristiwa yang terkait dengan gunung meletus, gempa bumi, banjir dan sebagainya sudah dapat diduga kapan dan bagaimana akibatnya bagi kehidupan bumi dan manusia. Pasca tsunami di Aceh, pemerintah lewat Wakil Presiden Yusuf Kalla sudah mendatangkan berbagai ahli dari US Geological Survey (USGS) dan juga pakar dari dalam negeri untuk melakukan pengkajian secara mendalam mengenai daerah yang rawan gempa. Para pakar tersebut memprediksi bahwa gempa akan terus bergerak menurun atau menuju ke arah selatan dan timur. Dimulai dari Aceh  Darussalam, Mentawai, Selat Sunda, Samudera Hindia, Selatan Jawa hingga Bali. Tetapi sebagaimana sering terjadi bahwa gempa bumi memang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi dan di mana kejadiannya. Jadi kemampuan para ahli hanya memprediksi akan terjadi saja.
Para pakar LIPI Danny Hilman Natawijaya dan Prof.  Serry Sieh dari Nanyang University Singapura telah mempelajari selama 12 tahun tentang gempa di Indonesia dan sampai pada kesimpulan bahwa akumulasi tekanan dalam lempengan bawah tanah akan menyebabkan gempa dengan kekuatan tinggi 8,8 SR. Kekuatan gempa itu 30 kali lipat dari gempa di Padang kemarin. Secara ilmiah, Natawijaya menyatakan bahwa gempa yang maha dahsyat itu bisa saja tejadi besuk, lusa, bulan depan, atau mungkin tahun depan. Paling tidak akan terjadi dalam kurun waktu 10 tahun.  Selanjutnya dinyatakan: ”Tetapi sebagai ilmuwan kami sering dibuat terkejut oleh fenomena alam. Banyak yang sulit diceritakan”.  Padang merupakan wilayah garis puncak patahan paling aktif di dunia.
Lalu apa relevansi prediksi para ilmuwan dengan teks-teks al-Qur’an yang banyak disebutkan di dalamnya. Al-Qur’an memang menjelaskan bahwa peristiwa alam baik yang berupa musibah gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya merupakan bagian dari rekayasa Allah untuk menunjukkan bahwa Allah memiliki kekuasaan tidak terbatas tentang alam semesta. Jika didalami lebih lanjut, bahwa peristiwa gempa bumi di sekitar wilayah Padang memang sudah diduga oleh para ilmuwan. Sehingga bisa dinyatakan bahwa gempa bumi di Padang merupakan peristiwa alam yang memang tidak bisa ditolak. Jika seperti ini maka agak naif jika kemudian orang menafsirkan bahwa gempa bumi tersebut terkait dengan perilaku manusia yang mungkar dan sebagainya.  Bukankah Padang adalah sebuah kota dengan komunitas Muslim yang sangat baik. Bahkan secara umum wilayah Sumatera Barat adalah wilayah Islam yang menjadi baromater keberislaman di Indonesia. Di tanah ini lahir pujangga Islam yang sangat terkenal, HAMKA. Di tempat ini pula gerakan Pembaharuan Islam pertama muncul dan berkembang. Di tempat ini pula ajaran Islam menjadi referensi kehidupan masyarakat. Makanya menjadi tidak tepat jika ada orang yang menyatakan bahwa gempa bumi di Padang  adalah ”kutukan” Allah.
Jadi, gempa Padang merupakan peristiwa alam yang memang harus terjadi sebagai prediksi para ilmuwan. Hanya kapan dan di mana terjadinya hanya Allah saja yang tahu. Manusia hanya dapat memprediksi tetapi tidak tahu secara keseluruhan.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Peristiwa Alam di Indonesia

Peristiwa Alam

Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul disebabkan oleh alam,tetapi ada juga gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

1. Macam-macam Gejala Alam yang Terjadi di Indonesia

a. Gunung Meletus
Di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Perlu kalian ketahui bahwa hanya gunung berapi yang masih aktif yang dapat meletus. Mengapa gunung berapi dapat meletus? Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung, Gunung Merapi, dan lain-lain.

b. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan bumi yang berasal dari bawah permukaan bumi. Faktor pemicu terjadinya gempa adalah pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan gunung yang dahsyat. Gempa bumi datangnya tidak mampu diprediksi sebelumnya. Kejadiannya begitu cepat dengan dampak yang begitu hebatnya. Akibat yang ditimbulkannya pun sangat luar biasa karena mencakup wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke luar batas negara. Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang kuat sehingga korban nyawa tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi:
1) Gempa bumi tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi.
2) Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung api.
3) Gempa tanah runtuh, yaitu gempa yang disebabkan karena runtuhnya tanah.
Pada pertengahan tahun 2006 terjadi gempa bumi yang hebat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa ini kekuatannya mencapai 5,9 skala richter. Kejadian tersebut menelan banyak korban jiwa karena tertimpa reruntuhan bangunan. Penduduk mengungsi ke tempat yang aman seperti di tanah lapang atau jalan-jalan besar. Mereka mendirikan tenda-tenda darurat sebagai tempat tinggal sementara.

c. Tsunami
Jika gempa bumi terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka dapat mengakibatkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Pada tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara terjadi gempa bumi berskala 8,9 skala richter di dasar laut yang mengakibatkan gelombang tsunami yang paling dahsyat dan merupakan bencana alam internasional. Kurang lebih 120.000 orang meninggal dunia dan hilang. Tahun 2006 tepatnya pada tanggal 16 Maret, Indonesia dilanda tsunami lagi tepatnya di daerah sekitar Pantai Pangandaran. Pada saat itu terjadi gempa bumi di dasar laut dengan kekuatan gempa sekitar 6,8 skala richter.

d. Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas, hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti. Banjir
merupakan gejala alam yang sering melanda wilayah Indonesia. Peristiwa banjir bandang kembali menimpa ibu kota Jakarta bulan Februari 2007. Hampir seluruh wilayah Jabodetabek terendam air. Peristiwa alam ini menelan banyak korban jiwa. Beberapa korban yang mengungsi di berbagai penampungan mulai terserang penyakit.

e. Angin Topan
Angin topan merupakan pergerakan angin yang sangat kencang sehingga mampu memporak-porandakan benda-benda yang dilewatinya. Jika kekuatan angin topan tersebut besar akan mampu merobohkan rumah atau pohon-pohon yang besar. Di Indonesia terjadi pada awal tahun 2004 di daerah Batu Layar, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan di Katon, Bali. Tahun 2006
terjadi topan Isobel yang semula hanya berupa bibit badai di sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara kemudian bergerak
ke Australia.
f. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar kemungkinan terjadi longsor. Di Pulau Sumatra sering terjadi peristiwa tanah longsor yang menelan
korban harta benda dan jiwa.


2. Sebab-sebab Terjadinya Gejala Alam

Gejala alam di Indonesia terjadi karena berbagai sebab di antaranya wilayah Indonesia yang dilintasi oleh dua jalur pegunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania yang menyebabkan banyak gunung berapi. Aktivitas
gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik, sedangkan pergeseran lempeng benua menyebabkan gempa tektonik. Bila pusat gempa terjadi di lautan maka akan terjadi badai tsunami. Iklim di Indonesia menyebabkan angin musim yang kadangkadang bisa terjadi angin topan, sedangkan curah hujan yang terjadi menyebabkan banjir dan tanah longsor.

a. Gunung Meletus
Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk saat pertama kali magma meletus ke permukaan. Setelah magma terbentuk, sebuah gunung berapi akan terus meletus selama masih banyak magma yang terkandung di dalamnya. Jarak antara satu letusan dengan letusan yang lain membutuhkan waktu yang relatif lama.

b. Gempa Bumi
Gempa bumi yang dibedakan menurut penyebab kejadiannya memiliki sebab masing-masing sesuai dengan nama dan jenis
gempa tersebut.

1) Gempa bumi tektonik
Gempa ini disebabkan oleh adanya pergeseran kerak bumi. Gempa bumi tektonik terjadi akibat pelepasan tenaga dari pergeseran lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi. Lempeng tektonik adalah suatu bagian kerak bumi yang sangat
keras. Di bawahnya terdapat lapisan bumi yang lebih lunak sehingga lempeng-lempeng ini seolah-olah terapung. Beberapa
ahli menyatakan bahwa lempengan-lempengan ini selalu bergerak menjauh, bergesekan, atau bertabrakan satu sama lain. Menurut para ahli geologi, Indonesia adalah gugusan pulau yang mengapung di kerak bumi yang dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
2) Gempa bumi vulkanik
Gempa ini disebabkan adanya aktivitas gunung berapi yang akan meletus. Gempa bumi terjadi ketika gunung api akan meletus, pada saat letusan, dan beberapa waktu setelah letusan utama. Jadi, timbulnya gempa hanya ada di sekitar gunung berapi.
3) Gempa tanah runtuh
Gempa tanah runtuh adalah gempa yang mengiringi bagian gua yang roboh, misalnya gua kapur atau lorong pertambangan yang lapuk. Gempa ini hanya terjadi di sekitar runtuhnya tanah tersebut.
c. Tsunami
Tsunami adalah serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi di bawah laut atau di daratan dekat pantai. Beberapa gelombang tsunami biasanya cukup kecil, tetapi bisa menjadi sangat besar hingga menyebabkan banjir dan kerusakan saat gelombang tersebut menghantam pantai. Nama tsunami diambil dari bahasa Jepang yang artinya gelombang pelabuhan. Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa terjadi atau saat bagian gunung berapi yang meletus runtuh ke dalam laut. Tsunami juga tercipta saat gempa atau letusan terjadi di daratan dekat pantai. Saat terjadi gelombang tsunami di laut lepas, gelombang ini tidak lebih besar dari gelombang normal tetapi lebih cepat lajunya. Gelombang ini menyebar ke segala arah dengan kecepatan yang menakjubkan sekitar 800 km/jam. Seperti gelombang lainnya, ketika gelombang tsunami memasuki air dangkal, maka kecepatannya akan menurun tetapi ketinggiannya bertambah tinggi. Perlu kalian ingat lagi, bahwa gelombang tsunami ini melintas dengan sangat cepat. Ketika kecepatannya berkurang maka ketinggiannya naik secara dramatis hingga dapat membentuk dinding air yang begitu tinggi dan menghantam pantai. Beberapa gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian 30 hingga 50 meter. Ketinggian gelombang tsunami juga tergantung dari bentuk pantai dan kedalaman pantai. Tetapi kalian tidak perlu khawatir, tidak semua gempa dan letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan tidak semua tsunami berupa gelombang raksasa.
d. Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas. Hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, penyebab terjadinya banjir juga karena ulah manusia sendiri. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar, pembangunan vila-vila di pegunungan atau membuang sampah di sungai dapat menimbulkan bencana banjir. Pohon-pohon sangat berguna untuk menahan air hujan agar tidak langsung ke pemukiman. Akar-akar pohon akan menyerap air hujan sehingga air yang mengalir ke daratan sedikit. Jika tidak ada pohon di hutan maka air hujan langsung menuju ke pemukiman dalam jumlah besar sehingga air meluap. Begitu pula ketika sungai penuh dengan sampah dan banyak pemukiman kumuh di sekitarnya, maka sungai akan mengecil dan tidak mampu menampung debit air yang banyak dari pegunungan sehingga air meluap di pemukiman penduduk.

e. Angin Topan
Angin topan adalah udara yang bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum. Penyebab terjadinya
angin topan adalah karena adanya pergerakan udara yang sangat kencang. Tiupan angin topan mampu merobohkan berbagai bangunan dan merobohkan pohon.
f. Tanah Longsor
Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal ini biasanya
terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan gunung api. Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor cuaca pada tanah dan bebatuan. Ketika longsor berlangsung lapisan teratas bumi mulai meluncur deras pada lereng. Jumlah tanah yang besar dari luncuran tanah dan lumpur inilah yang merusak rumah-rumah, menghancurkan bangunan yang kokoh dalam hitungan detik. Meskipun tanah longsor merupakan gejala alam tetapi ada kegiatan manusia yang mampu menyebabkan gejala alam tanah longsor. Seperti penebangan pepohonan secara liar di daerah lereng, penambangan bebatuan dan tanah yang mampu menimbulkan ketidakstabilan lereng, pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.
cerita kita
haY sEmuAnya........
akU MAYA SOFIA SABRINA, aKu biasanya dipanggil mayas, karena di kelasku ada 3 maya. dan ini temen sebangkuku mulai dari kelas X. namanya DZIL FADILLAH, biasanya aku dan temen-temenku memanggilnya della.

kita sudah berteman mulai dari MTs. tapi, kita mulai akrab dan klik semenjak kita masuk di bangku SMA. menrutku, aku dan della atu mempunyai selera yamg sama.

mulai dari makanan, hobi, sampe' idola pun selera kita sama. kita juga pergi dan jalan-jalan bareng kalau liburan. dan bisa di bilang kita itu kompak. mau belajar pun kita janjian (hehehe..............)

ya.................itulah kami,
kita selalu kompak, kemanapun kita bersama.
  • Followers